Rumah Sejarahku Sayang nan Malang

10:00 AM

Sehari sebelum dibacakannya teks proklamasi, Soekarno-Hatta diculik dan diinapkan oleh para pemuda ke rumah salah seorang keturunan Tionghoa bernama Djiaw Kie Siong yang kini berada di RT 001/09 Kp. Kali Jaya (dulu kalimati) Ds. Rengasdengklok, Kec. Rengasdengklok, Kab. Karawang.

Awalnya, rumah putih bercat hijau ini berada dekat sungai citarum, yang kemudian pada 1957 diangkat sekitar 100 meter dari sungai citarum karena khawatir terkena abrasi. Hanya Kamar Soekarno dan Hatta, ruang tamu dan teras yang masih utuh hingga sekarang. Pekarangannya yang sekarangpun tidak seluas dulu.

Tampak Depan Rumah Sejarah Rengasdengklok
Rumah sejarah yang dibuka mulai dari pagi hingga sore hari ini, ramai dikunjungi saat akhir pekan dan hari libur. Mulai dari pelajar, mahasiswa, bahkan peneliti sejarah datang berkunjung.

“Paling banyak dan yang sering datang itu dari anak-anak sekolah, malah ada salah satu sekolah yang tiap tahunnya rutin berkunjung kesini”, ujar Dyauw Kwin Moi cucu dari pemilik rumah sejarah ini.

Rumah yang ditinggali keluarga Djiaw Kie Siong menjadi saksi bisu sejarah perumusan teks proklamasi kemerdekaan. Meskipun hanya semalam, pertemuan itu menghasilkan naskah proklamasi yang menjadi titik tolak kebangkitan bangsa Indonesia.

Dibalik suasana patriotisme rumah sejarah, sayang seribu sayang, pemerintah daerah setempat kurang ‘peduli’ terhadap salah satu aset sejarah bangsa Indonesia.

“Dari pemerintah Karawang belum pernah ada bantuan, bahkan orang asli Rengasdengklok sendiri pun ada yang baru tahu kalau disini ada rumah sejarah”. Tutur Dyauw Kwin Moi

Sudah 70 tahun Indonesia merdeka, rumah tua ini sempat mengalami perbaikan tanpa mengubah konstruksi aslinya. Dyauw Kwin Moi yang kini merawat rumah peninggalan kakeknya mengatakan, pada 2006 lalu sempat ada atap yang rapuh dan dari BP3 Serang Banten datang memberikan bantuan untuk memperbaikinya.

Miris memang ketika pemerintah setempat tidak lebih cepat tanggap dalam menjaga nilai sejarah bangsa. Meskipun hanya semalam, namun rumah sejarah ini tetaplah rumah sejarah yang harus dijaga nilai sejarahnya. Jangan sampai bangsa ini menjadi bangsa yang melupakan sejarah bangsanya sendiri.


Ruang Tamu

You Might Also Like

0 komentar

0