Perhelatan Pesta Rakyat Tahunan Warga Jonggol
4:07 PM
Setiap daerah memiliki adat dan kebudayaan masing-masing yang harus
dilestarikan sebagai warisan leluhur dan identitas daerah itu sendiri. Seperti
halnya daerah lain, kecamatan jonggol-Bogor Jawa Barat memiliki tradisi tahunan
yang diperhelatkan beberapa hari setelah hari raya Idul Fitri. Tradisi ini
disebut dengan adu Karbit atau adu bedug. Mungkin bagi yang pertama mendengar dan belum pernah
melihatnya, terlintas adu bedug yang terbayang adalah bedug yang terbuat dari
kulit hewan dan dipukul dengan pentungan. Tetapi bukan itu yang dimaksud, bedug
disini adalah meriam yang terbuat dari batang pohon dengan karbit sebagai bahan
peledaknya. Masyarakat Jonggol akrab menyebutnya dengan sebutan kuluwung.
Walau tahun ini polsek Jonggol tidak memberikan ijin atas acara
tersebut, namun warga tetap melaksanakannya karna itu sudah menjadi tradisi
tahunan warga jonggol sejak puluhan tahun yang lalu.
“tahun
ini kami tidak mengijinkan bahkan melarang acara tersebut karena menyebabkan
kemacetan yang menggangu pengguna jalan seperti tahun lalu, dan kami tidak
ingin itu terjadi kembali”. Papar Wagiman Wakapolsek Jonggol.
Acara yang berlangsung selama dua hari itu berada di pematang sawah
tepatnya di kp. Mengker. Adu bedug ini terdiri dari dua desa yang bertarung.
Karna hanya dua desa yang bertarung jadi setiap tahunnya seluruh desa yang ada di kecamatan Jonggol bergantian. Tahun ini yang berhadapan adalah desa Weninggalih melawan desa Sirnagalih. Persiapannya pun tidak dari jauh-jauh hari,
namun hanya beberapa hari sebelumnya.
Masyarakat Jonggol sangat antusias menyaksikan adu bedug ini. Tidak hanya dari kedua desa
yang bertarung, namun warga desa lain bahkan dari luar Jonggol pun berdatangan
untuk menyaksikan dan ikut meramaikan acara tersebut.
“saya
pun sudah melarang tapi warga yang tetap bersih keras untuk mengadakan adu
kerbit ini, mau bagaimana lagi. Saya hanya pesan kepada warga agar acara ini
berjalan dengan aman dan tertib”. Ujar Dudu Wahyu kepala Desa Sirnagalih.
Menang kalahnya adu karbit ini dilihat dari kubu mana yang terlebih
dulu kehabisan karbit. Dalam kegiatan ini, karbit yang digunakan mulai dari
delapan kwintal hingga satu ton karbit. Kuluwung yang yang digunakan pun
terdiri dari berbagai ukuran, mulai dari yang kecil, sedang dan yang besar.
Semakin besar ukuran kuluwung maka semakin kencang juga suara yang
dihasilkan. Dengan karbit dan kuluwung yang bayak, biaya yang dikeluarkan pun
tidak sedikit. Dari desa Sirnagalih saja menghabiskan dana hingga 36 juta
rupiah dan itu diperoleh dari swadaya masyarakat, sumbangan dijalan hingga
pencarian dana kesetiap toko-toko.
Acara dimulai sekitar pukul sepuluh pagi hingga pukul lima sore.
Semakin sore perhelatan pesta rakyat tahunan itu semakin meriah. Dangdut,
jaipongan, petasan dan mercon pun tak luput ikut memeriahkan acara tersebut.
Setelah acara selesai, seketika ribuan warga mamadati jalanan yang menyebabkan
kemacatan yang cukup parah di jalur joggol-Cariu. Namun itulah pesta rakyat
tahunan yang murah nan meriah yang dipilih warga Jonggol sebagai hiburan di
hari libur bersama keluarga maupun sanak saudara walau harus berpanas-panasan
ditengah sawah. Adu Karbit ini juga ditujukan sebagai ajang mempererat tali
silaturahim warga kecamatan Jonggol.
0 komentar