Cinta Menemukanmu dalam Puisi

11:15 PM

Sore itu masih seperti biasa. Langit mengakhiri siangnya dengan senja diufuk barat. Pelangi melintang mayambut rintik hujan yang mulai mereda. Bunga melati kembali memendar semerbak wanginya yang di guyur hujan tadi. Irama bunyi sendok dan mangkok, mengundang liur menghangatkan suhu di ujung dinginnya hujan sore. Sisa becek-becekan itu menyiprat dilintasi roda sepeda yang dikayuh penuh semangat.

Ini bukan kisah Cinderella atau Putri Salju yang bertemu Pangeran dalam dongeng. Bukan juga kisah cinta Romeo dan Juliet ataupun Jaka Tarub dan Nawang Wulan. Ini hanya cerita aku. Ya, Aku! Aku yang bukan siapa-siapa, tapi aku berusaha untuk menjadi Apa. Setidaknya menjadi apa yang ibu harapakan. Harapan dalam doa yang selalu ibu panjatkan disetiap sujudnya. Sempat Ibu berpesan. Pesan itu sederhana, sesederhana kasih ibu untukku dalam setiap sentuhan jari jemarinya.

“Nak, Ibu itu bukan siapa-siapa. Sekolahpun tak tinggi, hanya tahu baca tulis. Walau begitu, ibu bunga dengan ibu yang lain sama. Sama-sama ingin melihat bunganya lebih dari sekedar ibunya saat ini. Sesulit apapun itu, seberat apapun itu, ibu akan mengusahakannya.”

Pikiranku seolah buyar. Detik itu juga hati menjerit memecah bendungan. Kelopak berusaha menahan derasnya air mata tak mampu menghadang. Rasanya urat nadi membengak dihantam seribu pukulan. Tetapi sebuah senyuman dari hati terdalam behasil membalikan keadaan.

Malam itu bulan tak terlihat, jangankan cahanyanya, siluetnya pun tak muncul. Indah tak selalu sempurna. aku hanya gadis biasa. Mungkinkah aku yang bukan siapa-siapa biasa menggantikan bulan ? yang semua orang tahu sinarnya menerangi gelapnya malam.

bersambung...

You Might Also Like

0 komentar

0