Indonesia Bangga : Opak Renyah Pasir Kupang

9:46 AM

Penuh warna, manis, dan menggugah selera, Rainbow cake pernah menjadi kue yang ramai diburu. Ada juga kue tradisional dengan sentuhan inovasi varian rasa, kue cubit menjadi kian menarik untuk dicicipi. Semakin ketatnya persaingan di bidang kuliner, banyak inovasi-inovasi kue tradisional yang dikolaborasikan sehingga lebih modern dan kekinian.
Indonesia, selain surga bagi wisatawan untuk berlibur menikmati keindahan alamnya, juga surganya wisata kuliner. Beragam budaya yang dimiliki, melahirkan banyak makanan dengan cita rasa yang khas. Kurang lengkap rasanya jika berwisata ke suatu daerah tanpa mencicipi panganan khas daerah tersebut.

Indonesia patut berbangga, karena masih ada kue tradisional yang hingga saat ini masih dijaga kemurnian resep dan cita rasanya. Secara penampilan mungkin tak begitu menarik. Ya, memang begitu adanya. Pembuatnya tetap menjaga kemurnian resep dan rasa, sehingga tak ada rasa dan aroma yang berubah.

Opak, begitu orang menyebut panganan ringan ini. Bentuknya bulat, tipis, berwarna kecoklatan. Enjum Numnasih, awalnya membuat opak hanya untuk dikonsumsi oleh keluarga saja. Kemudian, nenek yang menginjak usia 75 tahun ini mulai menjualkan opak buatannya atas banyaknya pemintaan sekitar tahun 1985. Saat ini walau banyak aneka kue dijajakan mulai dari yang tradisional hingga kue-kue modern, opak khas buatan resep keluarga nenek Enjum laris bersaing dengan kue lainnya.


“Kalau hari biasanya ga banyak yang pesen tapi yang beli mah ada aja. Kemarin ramai pas sebelum lebaran, sampai kita keteteran. Bahkan ada yang berebut pengen beli duluan.” Kata Siti Adawiyah yang ikut serta membuat opak.

Nenek Enjum membuat pesanan opak dibantu anak-anaknya. Bahan kuenya sederhana saja, hanya beras, kelapa, dan garam. Semua dibuat secara tradisional, mulai dari memarut kelapa secara manual dengan parutan kelapa, memasak beras menggunakan hawu atau tungku dan seeng atau dandang, hingga proses memanggangnya pun satu persatu di atas hawu.


“Kenapa marut kelapanya ga pakai mesin seperti yang lain, karena kalau pakai mesin sari pati santennya banyak keperas sama mesin jadi nanti rasanya kurang gurih.” Ujar Neneng, anak dari nenek Enjum.

Pembuatan opak ini masih produksi rumahan, dikerjakan di dapur yang sederhana. Bertempat di kampung Pasir Kupang Rt 02/01 Desa Nagasari, Serang Baru Bekasi. Opak ini memang belum memiliki brand, tapi distribusinya sudah ke luar pulau jawa bahkan pernah dibawa hingga Arab Saudi.



You Might Also Like

0 komentar

0