Berkenalan dengan Bogor Art Group

5:04 AM


           Satu lapak penuh alat musik bambu ramaikan gelar pameran Tribute to Kretek. Pameran berlangsung sejak 30 Mei hingga 1 Juni dini hari di Taman Ismail Marzuki, Cikini Jakarta Pusat. Dari 21 lapak, hanya komunitas inilah yang mengusung musik bambu. Lainnya bukan tidak peduli, karena iniah bagian pembagian lapak acara. Bogor Art Group nama yang bertengger di tenda berukuran 3 x 3 meter itu. Bogor Art Group ini lahir 1987. Ada beberapa komunitas yang tergabung dalam Bogor Art Group, salah satunya komunitas musik bambu yang mulai bergiat sejak 2004 memperkenalkan alat musik kesenian tradisional kepada masyarakat.
Wawan D Margadipradja pria setengah baya akrab disapa Kang Wawan. Dia salah seorang pengelola komunitas musik bambu. Tidak hanya pintar memainkan musik, tapi juga tari. Alat musik bambu yang dipamerkan di antaranya celempung. Suatu alat musik bambu khas Jawa Barat yang sejak 250 tahun lalu dan masih dibudayakan hingga saat ini. Celempung terdiri dari beberapa versi, tidak hanya dikenal di sekitar Jawa Barat tetapi juga di Minangkabau. Selain celempung, ada juga saluang, alat musik tiup yang butuh keterampilan khusus memainkannya.
Karena sentuhan tangan Kang Wawan sebatang bambu bisa disulap jadi karya estetik dan bernilai jual tinggi. “Sebatang bambu seharga dua ribu rupiah, setelah diolah jadi alat musik, dan kita rekreasi bisa jadi barang yang mahal,” ungkap Kang Wawan.
Saya ditawari memainkan celempung. Ternyata celempung yang saya tiup tidak bunyi seperti dicontohkan Kang Wawan. Saya coba berulang kali, rupanya tidak juga melahirkan bunyi. Butuh keterampilan khusus memang. Bambu sebenarnya tanaman mudah didapat akan tetapi tidak mudah mengolahnya jadi alat musik. Membuatnya saja tidak mudah, memainkannya apalagi.
Tribute to Kretek, acara yang didukung Komunitas Kretek merupakan satu bentuk kepedulian terhadap tembakau dan usaha kretek dalam negeri. Usaha kretek yang terancam oleh pangusaha-pengusaha luar negeri terus menekan produksi kretek tanah air dengan berbagai cara, mulai dari regulasi melalui undang-undang hingga kampaye anti-rokok. Komunitas Kretek mengadakan pesta komunitas nusantara untuk menyuarakan ribuan buruh kretek yang kehilangan pekerjaan di tengah hingar bingar pesta demokrasi.
Sebagaimana dilansir tributetokretek.com, Komunitas Kretek bersama komunitas lainnya bersinergi selenggarakan Tribute to Kretek. Ketika problem utama kebudayaan masih suntuk oleh pertanyaan tentang keberpihakan terhadap petani tembakau. Maka lewat acara inilah mempertegas dukungan terhadap usaha kretek dalam negeri. Sejumlah pesan kreatif pada kaos dan poster dipamerkan. Dua puluh lebih komunitas, dari beragam latar belakang turut ambil bagian. Tribute to Kretek adalah sebuah upaya estetik dalam kerangka menggugah, sekaligus menggugat khalayak, akan pentingnya keberpihakan terhadap kretek Indonesia, yang terancam dipunahkan.




You Might Also Like

0 komentar

0