PASANG SURUT USAHA BATU BATA MERAH

3:52 PM


Pesatnya pembangunan di sektor perumahan dan property menjadikan kebutuhan material bangunan semakin meningkat. Salah satunya batu bata yang banyak digunakan untuk dinding pada bangunan rumah atau tempat tinggal, gedung, pagar, saluran, dan pondasi. Sepak terjang usaha batu bata tak semulus pembangunan yang semakin ramai. Bahan bangunan herbel sedikit demi sedikit menggerus eksistensi batu bata di sektor pembangunan.

Ukuran yang cukup besar dan material lain untuk merekatkan herbel tidak sebanyak yang dibutuhkan batu bata, menjadi pilihan alternatif dengan biaya yang cukup murah. Hal ini berimbas pada usaha batu bata merah tradisional yang mulai redup salah satunya di daerah kecamatan Cibarusah, Bekasi. Besarnya biaya produksi tak mampu bagi usaha kecil menengah untuk melanjutkan.
Salah satu komplek lio di kecamatan Cibarusah, Bekasi
Proses pembuatan batu bata cukup lama dan memakan biaya tidak sedikit. Mulai dari menggali tanah liat kemudian mencetak batu bata dengan mesin pencetak. Proses ini bisa dikerjakan oleh empat hingga enam orang untuk satu mesin cetak manual. Setelah itu bata yang baru dicetak dikeringkan sebelum nantinya di masukan kedalam oven. Pasca cetak, bata di pisahkan sehingga antar bata menjadi renggang agar cepat kering. Kegiatan ini dilakukan biasanya oleh ibu-ibu.

Bata yang sudah kering kemudian dimasukan kedalam oven. Sekali pembakaran biasanya bisa mencapai 100.000 ribu bata, tergantung besar oven. Namun, dalam sekali pembakaran tak semua bata matang secara merata. Dari sekali pembakaran ada saja seribu hingga dua ribu bata yang belum matang sempurna. Nantinya bata ini akan dibakar kembali bersama bata yang baru. Pekerja yang bertugas untuk mebakar pun berbeda dari yang sebelumnya mencetak. Sekali oven, kayu bakar yang digunakan bisa mencapai enam truk, karena proses pembakaran berlangsung lama sekitar tiga hari tiga malam.

“Sekali produksi (termasuk supir yang mengangkut) bisa sampai 20 orang. Waktunya juga tidak menentu karena sistemnya borongan. Banyaknya tenaga yang dibutuhkan, besar juga ongkos produksinya.” Kata Mulyadi, mandor dari salah satu rumah produksi batu bata di Cibarusah, Bekasi.
Mista dan Embang sedang menggali tanah liat bahan baku batu bata
Tanah liat yang dibentuk menjadi batu bata merah membutuhkan waktu dua minggu hingga satu bulan lamanya. Namun waktu tersebut kadang tak menentu tergantung cuaca. Biasanya batu bata yang sudah jadi didistribusikan ke toko bangunan sekitar bekasi dan jakarta. harganya pun tak menentu, kadang tinggi kadang juga jatuh.

“Harganya tergantung penjualan barang. Jika sedang tak banyak diminati, harga batu bata pun turun. Untuk saat ini, satu batu bata dihargai 250 rupiah. Kalau belum laku juga, pekerja kan tetep harus dibayar, uangnya dari mana itu urusan atasan.” Terang Mulyadi yang sudah lima belas tahun bergelut di usaha batu bata.

Tak sedikit usaha batu bata yang gulung tikar akibat kalah saing dengan bahan bangunan jenis bata herbel. Kini herbal lebih banyak diminati. Mulyadi menambahkan, dengan herbel, membangun menjadi lebih cepat sehingga biaya lebih murah. Jika misalnya membangun dengan batu bata bisa sampai dua minggu, dengan herbel dalam waktu satu minggu sudah selesai.

“Saya kurang tahu pasti kenapa pada pilih herbel, macem-macem alasannya salah satunya karena biaya membangun lebih murah karena lebih cepat selesai. Padahal secara kualitas lebih kokoh batu bata, dan nantinya bangunan dengan bahan batu bata akan terasa lebih adem.”
besarnya oven yang digunakan untuk pembakaran batu bata merah
Ketika barang terjualpun, pemilik sudah harus siap mengalami kerugian awal. Mulyadi menjelaskan, dalam setiap pembelian sekala besar, misalnya 100.000 batu bata pembeli akan menerima tambahan 200 batu bata. Batu bata yang dilebihkan ini disebut sebagai plasi atau palasi. Plasi ini ditujukan untuk mengganti batu bata yang pecah atau hancur saat proses pengangkutan. Tak jarang pembeli juga meminta tambahan batu bata dari jumlah pembelian yang disepakati.

For your information, Jika diperhatikan, rumah produksi batu bata atau biasa disebut lio memiliki atap yang turun sangat kebawah. Bukan ketidaksengajaan melainkan memiliki filosofi tersendiri. Lio dibangun dengan atap yang turun sangat rendah berfungsi untuk melindungi batu bata agar tidak terkena hujan jika musim penghujan tiba.

Genting Lio yang sengaja dibuat sangat rendah untuk melindungi bata dari hujan
Proses mencetak batu bata merah

Setelah cetak batu bata di keringkan sebelum masuk proses pembakaran

Batu bata merah yang sudah jadi

Batu bata yang masih mentah (belum di oven)

Script and Photo by : Sri Mulyawati

You Might Also Like

2 komentar

0